Minggu, 15 Mei 2011

Risk Management

Manajemen resiko adalah pendekatan sistematik untuk menentukan atau menghadapi kemungkinan resiko yang terjadi terhadap individu maupun keluarga.
Tujuan manajemen resiko ini untuk mengantisipasi atau mengurangi rasa khawatir atau takut akan dampak kerusakan atau kehilangan yang terjadi nanti dengan jalan membantu individu untuk menentukan resiko yang akan terjadi dan tindakan yang diambil ketika resiko tersebut itu terjadi.

Dan untuk mengurangi resiko yang terjadi, maka kita bisa menggunakan perlakuan resiko, diantaranya :

 Pengontrolan Resiko ( risk control) : menghindari resiko, pemisahan dan diversifikasi, perlindungan dan pengurangan resiko, pemindahan non-asuransi.
 Pendanaan Resiko ( risk financing ) : pemindahan non-asuransi, retensi, asuransi.

Metode risk financing, terbagi menjadi :
 Non insurance transfer : hanya mengalihkan resiko financial kepada individu, keluarga atau organisasi.
 Risk Retention : menanggung sendiri kemungkinan kerugian financial yang terjadi.
 Contohnya : Aktif, sadar akan resiko yang ada dan membuat perencaan untuk mengatasinya secara menyeluruh atau sebagian ( menanggung biaya dokter dengan dana sendiri).
 Pasif, Ignorance or laziness ( seorang anak tidak berniat membeli asuransi karena merasa umurnya masi panjang).
 Insurance : mengalihkan kerugian financial yang terjadi ke pihak lain karena tidak mampu menanggung sendiri.
 Contohnya : program asuransi akan menanggung seluruh dampak finansial sesuai dengan isi kontrak.

Metode pengontrolan resiko ( risk control) terdiri dari :
 Risk avoidance : menghindari atau mengeliminasi resiko yang ada.
Contohnya : Memilih menghindari perjalanan ke luar negeri karena takut pesawatnya jatuh atau memilih mengontrak/menyewa rumah karena tidak ingin membayar biaya yang timbul akibat memiliki rumah (PBB).
 Segregation & diversification : resiko dibagi dan disebar.
Contohnya : Diversifikasi atau investasi seperti deposito, reksadana, obligasi dll. Atau presiden direktur dan wakilnya pergi dengan kendaraan terpisah
 Loss Pervention & reduction : mencegah dan mengurangi kerugian.
Contohnya : Jangan mengendarai kendaraan setelah mengkonsumsi alkohol karena dapat menyebabkan kecelakaan.
 Non insurance transfer : perjanjian non asuransi.
Contohnya : Pembayaran SPP anak sekolah langsung dalam 1 periode daripada membayar di setiap semester.






4 langkah manajemen resiko :
1. Identifikasi Resiko.
2. Pengukuran Resiko.
3. Pilihan dan penggunaan metode untuk memperlakukan setiap resiko yang telah terindentifikasi.
4. Adiministrasi resiko.


 Indentifikasi Resiko
• Resiko Pribadi, resiko yang rentan di dapat oleh perorang atau keluarga.
Contohnya : Hilangnya pendapatan karena kematian dini dan kehilangan pekerjaan. Atau pengeluaran medis yang terjadi karena sakit yang lama/cacat.
• Resiko Properti, kerugian fisik langsung terhadap rumah dan property pribadi karena kebakaran atau pencurian barang berharga milik pribadi seperti uang atau perhiasan.
• Resiko kewajiban, seseorang dapat mengalami resiko dari hasil yang diperbuatnya seperti cedera tubuh atau kerusakan property orang lain karena mengemudi dengan ceroboh.

Manajemen resiko, diukur dengan 3 cara dasar :
 Frekuensi kerugian
 Dampak kerugian
 Variasi kerugian


Dari data yang ada di atas kita sudah bisa memilih dan merencanakan agar tindakan yang kita lakukan nanti tidak akan menimbulkan resiko atau setidaknya mengurangi resiko terhadap individu atau keluarga. Dan dari sana juga kita bisa mengurangi resiko tersebut dengan cara – cara seperti di atas. Karena itu manajemen resiko sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita, karena setiap saat mungkin saja kita mendapatkan resiko yang besar atau kecil sesuai tindakan yang kita lakukan.