Senin, 11 April 2011

INVESTMENT

Dasar Investasi

Objektivitas dasar dari sebuah investasi adalah berusaha memperoleh keuntungan sebesar mungkin dalam batas yang wajar dan tetap konsisten terhadap tujuan awal investasi serta mempertimbangkan resiko yang ada. Tujuan awal investasi adalah menabung dan akumulasi dana hari tua dan dana pendidikan.

Resiko Investasi

Resiko investasi secara umum didefinisikan sebagai suatu kemungkinan dimana hasil investasi yang sebenarnya (actual return) tidak sama/berbeda dengan yang diharapkan (expected return).

Tipe resiko investasi terdiri dari resiko Sistematik dan Resiko Non-Sistematik.

Systematic risk, resiko yang dipengaruhi oleh perubahan ekonomi, perang dan inflasi yang mana tingkat resiko itu tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi potofolio.
Market risk, resiko yang disebabkan oleh independent factor dari setiap bentuk investasi dimana pasar investasi menyimpang dari kebiasaannya/siklusnya.
Interest rate risk, resiko yang disebabkan oleh fluktuasi dari tingkat suku bunga, penyebabnya adalah inflasi, kebijakan pajak dan keuangan, dll.

Reinvestment rate risk, resiko terjadinya penurunan suku bunga di pasar pada saat pembayaran jatuh tempo dari sebuah investasi.
Purchasing power risk, atau disebut resiko inflasi, inflasi dapat menggerogoti dan memangkas kekayaan seseorang.
Cureency risk, tingkat resiko yang harus dihadapi atas fluktuasi antara dua mata uang/ lebih yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi.

Unsystematic risk, resiko investasi yang dapat dikurangi melalui diversifkasi, penyebab resiko ini antara lain mogok TK, kecenderungan konsumen, dll.
Business risk, tingkat resiko yang diasosiasikan dengan kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara menguntungkan, perusahaan yang pemasukan labanya stabil, persaingan yang wajar dan penjualan yang sehat mempunyai resiko yang rendah.

Financial risk, berhubungan erat dengan laporan neraca keuangan perusahaan, perbandingan asset dan hutang perusahaan, yang dimana beban hutang yang berat akan mempunyai tingkat resiko yang lebih besar.
Default risk, ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya (hutang) pada saat kewajiban itu jatuh tempo.
Liquidity risk, ketidakpastian dalam merubah investasi yang ada menjadi kas dalam waktu dan harga yang relative tetap.

Hasil Investasi

Setiap orang yang melakukan investasi pasti menginginkan timbal balik dari apa yang telah diinvestasikannya. Diantaranya peningkatan atas modal, pendapatan dan peningkatan modal dan pendapatan sekaligus.

Peningkatan Atas Modal

Seorang investor yang memfokuskan investasinya pada pertumbuhan investasi tidak terlalu tertarik untuk menerima pendapatan berjalan, sebaliknya dia menginginkan pertumbuhan yang lebih cepat atas investasinya.
Kita mengenal tiga kerangka waktu investasi : Short term (kurang dari 3 tahun), Intermediate term (antara 3 sampai 7 tahun) dan Long term (lebih dari 7 tahun).

Investor yang memilih kerangka waktu yang pendek biasanya akan lebih berani dengan resiko yang besar dan berbau spekulasi. Dan investor yang memilih kerangka waktu menengah biasanya kurang agresif hingga moderat. Sementara investor yang memilih kerangka waktu yang lama kemungkinan besar tidak berinvestasi dengan tujuan mendapatkan hasil invetasi mereka dengan waktu yang cepat atau mereka sudah merasa cukup dengan berinvestasi dalam porsi yang kecil dan waktu yang lama.

Pendapatan

Selain memfokuskan pada pertumbuhan modal, para investor juga lebih memilih kepada pendapatan berjalan. Pendapatan income biasanya terbagi 3 : deviden, bunga dan pembayaran sewa. Deviden adalah bentuk pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Deviden di bayar dalam bentuk kas, saham lembaran dan kupon. Bunga adalah biaya atas peminjaman uang yang dinyatakan dalam bentuk kurs/tarif untuk satu periode tertentu. Sewa adalah pendapattan yang berasal dari hasil pembayaran sewa atas harta keppemilikan harta seseorang.

Peningkatan Modal dan Pendapatan

Sebagian investor biasanya menginginkan investasinya bisa berupa peningkatan modal dan pendapatan secara bersamaan dan perusahaan yang sehat bisa memberikan para pemegang saham itu dengan membagikan deviden dan prospek pertumbuhan modal yang berkelanjutan.

Pengertian Alokasi Asset

Alokasi asset adalah bagaimana mengatur penempatan dana/sumber keuangan yang terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan individu bersangkutan. Faktor yang dipertimbangkan dalam alokasi asset antara lain : umur, pendapatan, hasil investasi yang diinginkan,dll.

Alokasi Asset

Strategic asset allocation, metode alokasi untuk menetapkan berbagai peraduan jenis asset. Dan tactical asset allocation, metode pendekatan yang menggunakan perkiraan arah pergerakan pasar untuk merubah komposisi asset dalam portofolio.

Analisis Investasi

Analisis Teknis, pengikut analisis ini menyakini bahwa harga – harga yang dibentuk di pasar merupakan cerminan dari gejolak emosi psikologis dari pemain pasar modal. Dengan kata lain, menganalisis pergerakan harga melalui grafik, membaca arah harga dimasa mendatang.
Analisis Fundamental, analisis ini evaluasi mendalam terhadap tingkat suku bunga, inflasi, laporan keuangan dll. Dari sudut pandang yang lebih kecil, analisis ini mengevaluasi laporan keuangan perusahaan unutk memprediksi pergerakan harga saham di kemudian hari/prospek perusahaan ke depan. Dua pendekatan analisis fundamental adalah top-down investing and bottom-up investing.

Top-down investing, investor mengindentifikasi kecenderungan ekonomi menyeluruh dan memilih industri yang mengikuti kecenderungan tersebut. Analisis ini menggunakan tiga hal sebagai dasar analisisnya diantaranya : kondisi ekonomi, kondisi industri dan kondisi perusahaan.

Bottom-up investing, analisis ini lebih ke arah pendekatan mikro, investor yang menggunakan analisis ini akan mencari perusahaan yang sedang mengalami tekanan jual di pasar modal dan perusahaan yang harga sahamnya jauh di bawah harga sewajarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar